Tuesday, April 26, 2011

Cinta Dunia dan Takut Mati..

“Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan.” Sahabat bertanya, “Apakah karena pada saat itu jumlah kami hanya sedikit Ya Rasulullah?” Dijawab oleh Beliau saw. “Bukan! Bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung-apung diatas laut, dan dalam jiwamu tertanam wahn.” Sahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan wahn itu Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Cinta Dunia dan takut mati!”. (HR. Abu Daud)
AL-WAHN’, cinta dunia dan takut mati membuat manusia kehilangan arah dan orientasi hidup. Mereka tidak mengenali lagi tujuan hidupnya yang hakiki yaitu mencari Ridha ALLAH. “Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk ALLAH, Tuhan sekalian Alam tidak ada sekutu baginya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang-orang yang pertama berserah diri” (QS. Al-An’am 162-163)
Manusia tidak sadar akan tugas hidup yaitu untuk mengabdikan diri kepada ALLAH dalam berbagai aspek kehidupannya. “Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk mereka beribadah kepadaKU” (QS. At-Thur 56)
Lupa akan peranan hidupnya yang agung, yaitu menjadi Khalifah, wakil ALLAH untuk mewujudkan kehendakNya di muka bumi. “Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di muka bumi dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas karunia yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberikan hukuman dan sungguh, Dia Maha pengampun dan Maha penyayang ” (QS. Al-An’am 165)
Dan sebagai pelanjut Risalah Islam, menyampaikan ajaran-ajaran ALLAH kepada seluruh umat manusia dan membelanya. “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah kemunkaran, dan beriman kepada ALLAH..” (QS. Ali-Imraan 110)
Namun, kini kebanyakan manusia sangatlah telah jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup. Maka jadilah manusia sebagai pengagum dunia. Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan, “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau enak dipandang, dan sesungguhnya ALLAH menjadikan kamu khalifah di dalamnya. ALLAH akan melihat apa yang kamu kerjakan. Maka berhati-hatilah kepada dunia dan berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya pertama kali fitnah yang menimpa BAni Israil adalah tentang wanita.” (HR. Muslim)
Keburukan yang tampak adalah fenomena ibadah yang hanya bersifat seremonial formalitas bercampur nifaq. Banyak manusia mengaku beragama Islam, tapi perbuatannya sehari-hari tidak mencerminkan ajaran Islam sama sekali. Islam hanya sekedar identitas formal yang tertera saja, sementara kehidupan sehari-harinya dipenuhi dengan kedurhakaan pada syariat Islam. Shalat sering ditinggalkan tanpa perasaan berdosa. Zakat tidak ditunaikan secara sempurna. Sedangkan Haji hanya dijadikan sarana tamasya.
Mushaf Al-Quran disimpan dengan rapi di lemari, tapi tidak dibaca, tidak dipelajari, tidak diamalkan. Ia hanya menjadi pemanis dan aksesoris keindahan rumah dan sekaligus menjadi alat image. Mereka senang membangun masjid namun tidak memakmurkannya, dan yang paling bahaya adalah manusia gemar berdiskusi dan berbicara tentang Islam, namun malas mengamalkannya secara paripurna. Abu Hudzaifah pernah ditanya, “Apa itu nifaq?”, Hudzaifah menjawab, “Kamu berbicara tentang Islam, namun kamu tidak menjalankannya”. (Musnad Ar-Rabi’)
Ya, banyak orang yang pandai berbicara tentang Islam, namun ia tidak mengimani dan tidak mengamalkannya. Yang keluar dari mulutnya tidak lain hanyalah kumpulan retorika yang sekedar untuk membuat orang lain terkagum-kagum pada kepandaiannya. Rasulullah saw bersabda, “Akan datang pada manusia suatu zaman, dikala itu Islam idak tinggal melainkan namanya, dan Al-Quran tidak tinggal melainkan tulisannya, masjid-masjidnya megah namun kosong dari petunjuk, ulama-ulamanya termasuk manusia-manusia terburuk yang pernah ada, karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali kepada mereka”. (HR. Baihaqi)
Sangatlah pantas apabila Rasulullah saw mensifati umat akhir zaaman dengan kalimat generasi yang cinta dunia dan takut mati, karena saking ketergantungannya mereka kepada dunia. Kebanyakan dari mereka tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Rasulullah saw bersabda, “Akan datang suatu masa kepada manusia, dimana pada masa itu seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang diambilnya, apakah dari yang halal atau dari yang haram”. (HR. Bukhari dan Nasa’i)
Bukan hanya itu, mereka pun tidak menghargai kejujuran. Mereka beranggapan kejujuran tidak mendatangkan keuntungan. Sementara kebohongan dan kata-kata palsu dianggapnya lebih bisa diandalkan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. “Akan datang suatu masa kepada manusia, yang didalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat. Sehingga seseorang berani berdusta dan bersumpah. Apabila masa itu datang, hendaklah kalian berlari.” Ditanyakan kepada Beliau, “Yaa Rasulullah, kemana kami harus berlari?” Beliau menjawab, “Kepada ALLAH, kepada kitabNnya serta kepada Sunnah NabiNya”. (HR. Ad-Dailami)
Keburukan ahlak sudah merajalela, premanisme, kekerasan, pornografi, pornoaksi menjadi kewajaran dan tontonan sehari-hari di media, rasa kemanusiaan yang seolah hilang entah kemana. “Dua golongan dari ahli neraka yang belum kami ketahui yaitu segolongan kaum yang membawa cambuk seperti ekor lembu untuk menyakiti manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menari-nari sambil menggeleng-gelengan kepalanya seperti punduk unta. Mereka itu tidak akan masuk surga dan tidak mencium baunya, padahal surga itu dapat tercium dari perjalanan sejauh lima ratus tahun (HR. Muslim)
Yang muda tidak menghormati yang tua dan yang tua tidak menyayangi yang muda, degradasi moral mewabah hingga mampu menghapus rasa tanggungjawab mendidik anak. “Apabila zaman telah dekat kiamat, seseorang mendidik anjing lebih baik ketimbang mendidik anak-anaknya. Tidak ada rasa hormat pada yang lebih tua dan tidak ada rasa kasih sayang kepada yang lebih muda, dan banyaklah anak-anak hasil perzinahan, hingga banyaklah laki-laki yang menyantap perempuan di jalanan, mereka berbulu kambing namun berhati serigala”. (HR. Al-Hakim dan Ath-Tabrani)
Betapa malang dan ruginya mereka, sungguh Al-Wahn, cinta dunia dan takut mati telah menggiring manusia kepada kesesatan dan kecelakaan yang nyata. (Al-intima)
Semoga kita mampu mengendalikan diri kita, untuk senantiasa berada pada jalan yang seharusnya kita berpijak. Jalan yang akan membawa kita kepada nikmat yang sesungguhnya yaitu nikmat akhirat yang kekal abadi..

Allahu’alam bishawab

No comments:

Post a Comment